Universitas Terbuka Denpasar

Genjot APK di Perguruan Tinggi, UT Galakan Penerapan Model Pembelajaran Daring

     

          Universitas Terbuka (UT) ditunjuk oleh pemerintah pusat untuk menggenjot Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi di Tanah Air. Ini dilakukan dengan mengalakan perguruan tinggi menerapkan model Pembelajaran Dalam Jaringan atau lebih dikenal dengan istilah Daring. Metode ini disosialsiasikan di Universitas Pendidikan Ganseha (Undiksha) Singaraja belum lama ini.

Materi sosilisasi ini dipresentasikan oleh Rektor UT Prof. Dr. Ojat Dorajat, M.Bus, Ph.D. Peserta sosisliasi ini berasal dari kalangan dosen dan pegawai yang menangani sistem informasi (SI) di lingkungan Undiksha, Singaraja. Sebelum sosisliasi ini dibuka oleh Rektor Undiksha Dr. Nyoman Jampel, M.Pd.

Rektor UT Prof. Dr. Ojat Dorajat, M.Bus, Ph.D . mengatakan, kebijakan pemerintah pusat mentargetkan sampai tahun 2022 mendatang APK Perguruan Tinggi sebesar 40 persen. Sementara saat ini, APK Prguruan Tinggi baru pada angka 31,5 persen dan masih berada di bawah APK Perguruan Tinggi di beberapa negara di Asia Tenggara. Untuk mencapai tergat itu, UT sudah ditunjuk melaksanakan Strategic Flayer menyasar perguruan tinggi di Tanah Air. Salah satu kampus yang bekerjasama dengan UT adalah Undiksha. Nantinya, UT siap bekerjasama dengan Undiksha menyelenggrakan pendidikan di setiap program studi (Prodi) dengan model Pembelajaran Dalam Jaringan (Daring). “Undiksha dengan UT sudah menandatangani kerjasama dan ini dilakukan dalam meningkatkan APK di Undiksha agar bisa meningkat sesuai target dan kebijakan pemerintah pusat. UT akan siap mendidik mahasiswa di Undiksha dengan sistem pembelajaran daring yang sudah kami jalankan di UT,” katanya.

Menurut Prof. Dr. Ojat Dorajat, M.Bus, Ph.D . model pembalajaran daring memberikan kemudahan diantaranya proses perkuliahan tanpa tanpa harus datang ke kampus seperti kuliah pada umumnya. Sebaliknya, mahasiswa bisa mengikuti perkuliahn dari tempat tinggal domisili-nya atau bahkan, mahasiswa asing pun bisa mengikuti kuliah lewat sistem pembelajaran daring itu sendiri. Hal ini juga memberi peluang bagi para dosen di setiap universitas untuk mengajar mahasiswa yang lebih banyak dan tanpa batas. Terkait dengan biaya, Prof. Dr. Ojat Dorajat, M.Bus, Ph.D . mengklaim sistem pembelajaran daring lebih murah dibandingkan dengan perkuliahn dengan sistem konvensional. Dengan keunggulan sistem ini, maka calon mahasiswa dari kalangan ekonomi mennegah ke bawah memiliki kesmepatan yang sama mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi dan otomatis nantinya APK menjadi terdongkrak. “Riset sudah membuktikan bahwa pembelajaran dalam jaringan ini memberikan keuntungan dan kemudahan dan ini akan memberi kesmepatan seluas-luasnya bagi calon mahasiswa untuk melakukan studi di perguruan tinggi yang dipilih,” katanya.

Sementara itu, Rektor Undiksha Dr. Nyoman Jampel, M.Pd. mengatakan, dari segi dukungan sarana prasana, kampus yang dipimpinnya itu sudah siap untuk melaksanakan pembelajaran daring seperti yang sudah dilaukan di UT. Hanya saja, sekarang pihaknya mempersiapkan sumberdaya menusia (SDM) dosen dan pegawai yang bisa mengikuti sistem yang pembelajaran untuk meningkatkan APK itu sendiri. Untuk itu, kerjasama dengan UT ini dibangun. Langkah awal yang dilakukan adalah mengenalkan sistem pembelajaran daring kepada jajaran dosen dan pegawai yang membidangi sistem informasi kampus. “UT ini sudah melaksanakan pembelajaran daring sudah 34 tahun dan pergruan lain belum, sehingga kita kerjasama dengan UT. Kalau sarana prasarana kita sudah mencukupi, tinggal sekarang dosen dan pegawai ini kita genjot untuk melaksanakan pembelajaran daring baik dalam Hibride Learning maupun Distance Learing,” katanya.

Di sisi lain Dr. Nyoman Jampel, M.Pd mengatakan, mahasiswa baru angkatan 2018-2019 ini 60 persen proses perkuliahannya dengan sistem Hibride Learning. Dalam sistem ini perkulian tatap muka dilakukan delapan kali dan delapan kali perkulian dengan online. Selain itu, menginjak tahun ajaran 2019-2020 mendatang, perkuliahan disetiap program studi ditargetan 25 persen-nya menerapkan pembelajaran daring. (ad)

Kontributor: I Komang Mudiarta
Gulir ke Atas